Perubahan paling dramatis. Itulah kata yang tepat disandangkan bagi New Mitsubishi Xpander. Ia datang dengan segala rombakan guna merayu konsumen pecinta mobil keluarga tujuh penumpang. Termasuk demi melawan kedigdayaan Toyota Avanza di level Low MPV. Tak sekadar luar dalam disentuh ulang pabrikan, agar punya nilai estetis lebih baik dari model lawas. Tapi juga penyaluran tenaga ditukar berjenis CVT supaya terasa halus. Lalu sistem penyangga tubuh pun tak luput disempurnakan. Sehingga cita rasa berkendara amat jauh berbeda.
Namun tetap, ia bukan all new. Sebesar apapun ubahan facelift Xpander, tak bisa dibilang generasi baru kalau platform tak berubah. Tapi hebatnya Mitsubishi ialah mampu mendandani tampilan luar tambah mentereng. Mari temukan sejumlah perbedaan dari model lama. Bentuk grille sekarang dilapis krom hitam. Bagian atas menggunakan bilah horizontal. Kemudian di bawahnya pakai kombinasi jaring. Alur pahatan tetap bergaya desain Dynamic Shield khas Mitsubishi.
Terus New Xpander yang sedang diuji bertipe Ultimate, memiliki rumah lampu baru tampak sporty. Komposisi menjadi lebih padat, tanpa rongga seperti di unit lama. Lantas fog lamp menyatu bareng pelindung bumper depan. Hanya di varian tertinggi ini pelek berukuran 17 inci dual tone dan menghasilkan jarak bodi ke tanah 220 mm. Bentuk buritan tak lupa ditata ulang, termasuk garis LED di lampu ekor. Seperti barang seni, tak ada parameter eksak untuk menilai rancangan tubuh luar. Banyak yang bilang tambah menawan. Tapi ada juga memandang, moncong depan mobil jadi lebih panjang, rada tonggos. Itu semua kembali ke selera personal.
Dengan tinggi penguji 173 cm, terasa nyaman duduk di jok pengemudi. Pangkal paha dapat dipangku maksimal, sehingga tak mudah lelah saat berkendara jauh. Saat menyentuh setir, bentuknya mengingatkan kita sosok Lancer Evo X. Persis, ada dial bulat di tengah. Digenggam terasa pas dan dapat diatur tilt and telescopic atau empat arah. Masih belum bergerak, orientasi kabin terus dilakukan. Di mobil tes ini, AC sudah tipe digital. Konsol tengah terasa lapang gara-gara tuas hand brake diganti electronic parking brake.
Lantas tatanan dasbor dirombak ulang lebih datar. Pola warna kombinasi hitam dan krem. Balutan jok menggunakan kulit sintetis. Sayang layar meter cluster belum sepenuhnya digital. Jarum penunjuk kecepatan dan rpm masih analog. Padahal Avanza saja sudah sepenuhnya pakai layar berwarna (TFT). Ini jadi catatan buat Mitsubishi. Lalu di sektor hiburan, tertempel head unit gaya mengambang 8 inci. Saat penguji mencobanya, dengan memaksimalkan equalizer. Sistem audio 2-way sebatas lumayan. Mendengarkan lantunan musik Jazz pun belum terasa meneduhkan telinga. Jadi misal Anda adalah seorang audiophile, rasanya minimal perlu disokong Digital Signal Processors. Sehingga pancaran frekuensi bisa keluar maksimal. Atau mungkin MMKSI bakal menyiapkan edisi Rockford Fosgate kelak.
Xpander facelift 2022 tetap memanggul jantung pacu MIVEC 1,5 liter empat silinder DOHC. Resultan denyut tenaga sampai 105 PS di 6.000 rpm. Lalu mesin memberi momen puntir sekuat 141 Nm, diraih di 4.000 rpm. Besaran power masih sama dan tak disentuh ulang Mitsubishi. Maklum, namanya saja edisi penyegaran, bukan generasi anyar. Nah, dengan premis ini. Lantas apakah rasanya sama dengan model lawas?
Jawabannya jauh berbeda. Ini menjadi nilai positif yang ditawarkan Mitsubishi. Entah bagaimana mereka meracik ulang. Tapi impresi berkendara bareng Xpander facelift begitu menyenangkan. Kalau di model lama, menggunakan transmisi konvensional terkenal lemot. Ini malah kebalikannya, CVT terasa responsif pada tarikan awal hingga atas. Saat pedal akselerator ditekan dalam-dalam, jarum RPM tak langsung meloncat tinggi dan mesin enggak mengejan. Pergerakannya linear dengan kecepatan mobil.
Untuk diketahui, CVT memiliki bobot relatif ringan nan kompak dibandingkan otomatis biasa. Tentu korelasinya adalah tingkat konsumsi bensin semakin sedikit. Transmisi jenis ini memiliki faktor besar sebagai penentu jumlah asupan bahan bakar. Sebab bisa mengatur rasio gigi secara instan dan menjaga putaran mesin (rpm) lebih rendah. Hasilnya, New Xpander mengantongi angka konsumsi bahan bakar stabil di kisaran 12 - 15 km/liter. Itu didapat kombinasi selama penggunaan satu minggu dengan jarak sekitar 400 kilometer.
Mitsubishi Xpander diajak bergerak di dalam kota, jalan tol dan beragam kondisi. Seperti macet, stop and go dan lancar. Perhitungan konsumsi ini juga terbantu berkat fitur auto start stop. Perangkat dengan sigap mematikan mesin saat dalam kondisi berhenti sementara di lampu merah. Asal kaki menekan penuh pedal rem. Terus mesin kembali menyala saat pedal rem dilepas. Bila ia diajak keluar kota lewat jalan bebas hambatan. Ditambah, sering memakai cruise control bareng gaya mengemudi baik. Mungkin konsumsi BBM bisa tembus di atas 15 km/liter.
Lantas mengenai sistem redaman Xpander anyar. Terjadi peningkatan kualitas suspensi dan shock absorber belakang dengan setelan terbaru. Hasilnya pengendalian yang semakin nyaman dan pengendaraan lebih stabil di kontur jalan kasar. Gerak translasi diramu ulang, agar mendapatkan sentuhan rasa berkendara Mitubishi Pajero Sport. Hal ini juga bikin karakter berkendara jauh berbeda dari model lawas.
Berkat penggunaan valve baru di suspensi belakang, berhasil bikin rasa berkendara kian nyaman. Misal saat melewati tanggul jalan, rebound per terasa halus, tidak “jedag-jedug” seperti Xpander lama. Bantingan enggak keras sama sekali namun terasa pas. Saat diajak melesat kencang misal 100 km/jam, ia bergerak anteng. Bahkan untuk bermanuver tajam, handling lebih baik nan stabil, jauh dari kata limbung. Tentu ini nilai jual bagus bagi pabrikan. Dipastikan Mitsubishi banyak belajar dari kasus kebocoran suspensi di model lama, sehingga meracik lebih baik di edisi facelift 2022.
New Xpander memiliki dual SRS airbags, struktur RISE body, seatbelt dengan ELR 3 titik dan ISO-FIX child seating fixing bar. Yang terbaru tersedia Speed Sensitive Automatic Door Lock, Electric Parking Brake with Brake Auto Hold. Sisanya berupa sematan ASC, ABS, EBD, Brake Assist, ESS plus Hill Start Assist. Bagaimana jika dilihat dari aspek value for money?
Jujur, dengan harga normal tanpa diskon PPnBM ia dilepas Rp299,77 juta. Rasanya Xpander terlampau mahal di segmen Low MPV. Lihat saja Toyota Avanza 1.5 G CVT TSS dibanderol Rp293,4 juta. Transmisi sama-sama CVT, jumlah airbag malah ada enam titik dan sudah berbekal Toyota Safety Sense. Memang soal rasa bekendara, mobil garapan Mitsubishi ini sangat menyenangkan. Tapi dengan banderol segitu, kenapa belum tersedia – katakanlah – sistem Advanced Driver Assistance Systems (ADAS). Sehingga kalau semua diakumulasi, ia layak mendapat rating empat dari lima bintang. (Alx/Odi)
Baca Juga: Test Drive Honda BR-V Prestige with Honda Sensing
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.