Peugeot 5008 bukan barang baru di Indonesia. Mobil keluarga tujuh penumpang ini hadir pertama kali tahun 2009. Kami juga sempat mengujinya. Saat itu, mesinnya membuat kami terpukau. Tapi bentuk dan fiturnya tidak terlalu.
Dengan kata lain, 5008 kala itu sesuai dengan apa yang bisa diharapkan dari sebuah Peugeot kelahiran Eropa. Pengaturan kursi praktis, kabin luas, fitur lengkap hingga pengendaraannya yang nyaman dan bentuknya sesuai dengan tema desain ‘Singa Jingkrak’ di masa itu. Mobil ini digambar oleh desainer Gilles Vidal, yang baru saja ditunjuk untuk jadi desainer utama di Peugeot.
Apa yang bisa kami bilang soal mobil 5008 generasi pertama adalah, ibarat seorang pria santun yang siap menyelengkat siapa saja punya niat menghalangi jalannya. Hal tersebut dimungkinkan dengan penggunaan mesin empat silinder THP 156 dengan kapasitas 1,5 liter turbo nan responsif dan menyenangkan.
Astra Peugeot kemudian menghadirkan generasi kedua sekitar tahun 2017. Kali ini bentuknya mengejutkan karena di luar pakem desain mobil keluarga yang biasa ditemui di Indonesia. Lampunya tidak lagi seperti ditarik ke belakang, tapi menggambarkan kuku singa yang siap mencakar. Sekali lagi, segalanya sesuai ekspektasi.
Lalu muncul versi facelift. Ini yang bikin kami terkejut. Desain parasnya seperti melompat jauh. Grille frameless dengan DRL menjuntai dari kap mesin di tepian menegaskan kehadirannya di jalan raya. Sedang diam pun, mobil ini selalu menarik perhatian. Terutama mereka yang sudah merasa keren naik Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport.
Tapi apakah 5008 terbaru ini sekeren itu? Kami dengan tegas harus bilang iya. Terlepas karena (jujur) kami adalah penggemar mobil baru anti-mainstream, tapi memang ini mobil yang bisa dibanggakan. Tanpa harus berusaha keras supaya terlihat bagus. Tentu ada saja yang minus. Tapi kami yakin, Anda akan maklum dengan berbagai kelebihan yang ada.
Mesin di dalam moncong Peugeot 5008 Allure Plus ini bernama EP6FDT. Seperti yang pernah diulas sebelumnya, mesin turunan dari keluarga penggerak Prince Engine ini berkonfigurasi empat silinder dengan TwinPower Turbocharger. Tenaga puncaknya 167 PS yang muncul di 6.000 rpm. Torsi tertinggi didapat mulai dari 1.400 rpm sebesar 240 Nm. Daya tersebut disalurkan melalui transmisi 6-speed otomatis yang bisa dikendalikan melalui paddle shift di setir.
Apa artinya? Perhatikan putaran mesin saat torsi memuncak. 1.400 rpm adalah putaran yang sangat rendah. Gas diinjak sedikit, torsi sudah membuncah. Tarikan terasa responsif, mobil jadi lincah. Meski begitu, di mode berkendara Normal, ECU akan meredam setiap hentakan yang bikin mual.
Mode ini bikin penumpang jadi nyaman dan pengemudi hampir tidak merasakan perpindahan gigi atau putaran mesin yang agresif. Peugeot 5008 pun bertindak selayaknya sebuah mobil keluarga.
Pindahkan ke mode Sport, ECU seakan berkata “Terserah!” Pug 5008 bagaikan singa tidur yang diganggu. Tarikan jadi lebih agresif, dan lingkar kemudi terasa lebih berisi. Dan knalpot lebih terdengar. Turbo bekerja dengan rapi tanpa jeda. Di mode otomatis, perpindahannya terasa akurat. Kemauan transmisi untuk menahan gigi, membuat pergerakan 5008 lebih agresif lagi, terutama saat meliuk di kepadatan lalu lintas tol. Tentunya dengan memperhatikan keselamatan berkendara. Tingkahnya di mode ini mengingatkan kami pada produk BMW, minus letupan-letupan di ujung knalpot.
Mainkan perpindahan gigi dengan paddle shift, maka kepuasan adrenalin bisa tercapai dengan baik. Tentunya tidak seheboh BMW M-Series atau Mercedes-AMG. Tapi untuk para family man yang masih suka desiran adrenalin, Sport Mode 5008 ini bisa mengakomodir.
Pada akhirnya, kesenangan dan kenyamanan berkendara 5008 generasi pertama, diteruskan pada generasi ini. Bahkan kami berani bilang, segalanya jadi lebih baik tanpa mengorbankan apapun demi efisiensi produksi dan harga jual.
Berlebihan? Kami rasa tidak. Peugeot memang sejak dulu dikenal dengan produk yang mumpuni sejak dulu. Lalu apa minusnya?
Terkadang terasa perpindahan gigi agak lambat, terutama saat menggunakan paddle shifter. Jangan bayangkan lambat selama 1-2 detik. Tapi memang kadang terasa ada jeda singkat. Kedua, suara ban Continental yang dipakai. Mungkin ini terpengaruh oleh jarak tempuh mobil uji yang sudah lebih dari 19 ribu kilometer.
Secara keseluruhan, Peugeot 5008 berhasil membuat kami puas. Persis seperti generasi terdahulu. Yang rasanya sampai sekarang masih berkesan. (Ddn/Odi)
Baca Juga: Road Test New Mazda CX-5 Elite
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.