Potensi pasar kendaraan roda empat Indonesia yang besar membuat tergiur banyak pemain. Yang terbaru, di awal 2020, otomotif Indonesia kedatangan pemain baru. Morris Garage (MG), merek asal Britania Raya yang kini dikelola perusahaan Cina, Shanghai Automotive Industry Corporation (SAIC). Sebagai penanda awal, pabrikan menghadirkan produk ZS, berwujud SUV. Mereka juga kemudian memasukkan model kedua HS beberapa waktu lalu.
Pemilihan SUV sengaja dipilih. Lantaran pasar segmen yang disasar tengah berkembang di Indonesia. Terlihat dari banyaknya brand menelurkan beragam produk di segmen itu. Selain itu, ZS punya modal untuk bersaing dengan pemain lawas yang sudah ada sebelumnya.
Kami berkesempatan berkenalan dengannya selama beberapa hari. Unit yang diuji merupakan varian tertinggi, MG ZS Ignite, dilego Rp 289,8 juta (OTR). Sebenarnya tak terkejut melihat harga. Strategi macam ini sering dilakukan produsen serumpun, seperti Wuling dan DFSK.
Dibanding merek lain, harga miring tentu menggiurkan. Tengok saja Honda HR-V sebagai pesaing. Untuk meminangnya, Anda harus mengeluarkan Rp 297 juta atau terpaut Rp 7,2 juta. Itu pun dapatnya varian bawah S. Lantas apakah MG ZS layak dibeli? Oke kita coba bahas satu persatu.
Bicara rupa, MG ZS dapat diadu dengan rivalnya. Unit yang saya coba berwarna Scarlet Red, eksentrik. Ada pilihan lain yang lebih mentereng, biru terang atau Marine Blue. Opsi standarnya: Black Knight, Artic White dan Silver Metallic. Susunan eksterior memancarkan nuansa berkelas. Lihat saja wajahnya. Grille masif trapezoid bersudut lembut jadi point of interest. Diisi motif sarang lebah bertabur kromium yang turut mencakup bingkai tebal. Berpadu manis dengan pencahayaan, seolah menjadi satu bagian tak terpisahkan.
Sistem penerangan mengandalkan model proyektor, terkombinasi dengan daytime running light (DRL) LED berbentuk melingkar. Desain kompleks komponen itu makin menegaskan ekspresi berkelas. Perangkat juga menjadi pembeda dengan varian bawah MG, yakni Excite. Walau begitu, aura macho ikut terselip. Berkat bumper dengan underguard tersepuh perak khas SUV dan foglamp di rumah berbentuk kotak.
MG tampaknya tak ingin bermain-main. Segudang komponen tersemat untuk menarik minat konsumen. Pada varian atas terpasang panoramic sunroof. Ya, banderol segitu sudah mendapatkan kaca atap guna menyisipkan efek elegan dan premium. Tak lupa roof rail menguatkan kesan SUV sekaligus meningkatkan fungsionalitas dalam membawa barang. Karena dapat dikaitkan tambahan roof box. Sisanya antena model sirip hiu.
Baca juga: KOMPARASI: Mana Lebih Lengkap, MG ZS atau Honda HR-V?
Bergeser ke samping, rupanya tak kalah atraktif. Jendela bersudut runcing dihiasi pigura kromium dengan gaya frameless pada pilar B dan C. Ditambah spion terintegrasi sein sewarna bodi dan tungkai kontras menempel di pintu. Tampilan khas SUV diwujudkan lewat tepian fender dan side skirt gelap. Ada sedikit hiasan garnish perak yang melintang sepanjang pintu. Perangkat memberikan efek kaki-kaki besar. Di bawahnya terpasang pelek alloy 17 inci berdesain agresif dengan lima spoke two-tone. Tapi rasanya kurang pas terhadap tampilan keseluruhan mobil yang bongsor. Apalagi ban terpakai tipis, berprofil 215/50. Jadi cingkrang. Namun, corak mampu menonjolkan dua pasang penghela laju cakram di belakang.
Bagian buritan menyuguhkan rasa kompak berkat tatanan dan penggunaan perangkat. Lampu kombinasi dibuat setipis mungkin, memakai teknologi LED. Stoplamp melingkupi lampu mundur dan sein. Kemudian kaca landai ditemani spoiler elegan. Sementara bumper tampil agresif berkat aksen gelap berimbuhan kromium, serta underguard. Paling menarik adanya logo MG yang begitu besar. Bukan sekadar ornamen, ia juga bertindak sebagai gagang pintu bagasi. Bak teka-teki di film Indiana Jones. Untuk menggunakan, Anda harus menekan bagian atas logo, lalu mengungkit layaknya handle biasa.
Jika bicara tubuh, MG ZS dibuat kompak. Wajar, sebagai transportasi urban, dimensi harus mampu mengakomodasi berbagai kondisi jalan perkotaan. ZS memiliki panjang 4.314 mm, lebar 1.809 mm dan tinggi 1.624 mm. Jarak sumbu roda 2.585 mm, memastikan kelapangan kabin tetap optimal. Sayang ground clearance tak tinggi, 165 mm. Lebih cocok untuk habitat aspal. Memang secara visual sporty, tapi bakal kesulitan ketika menghadapi jalur berkontur kurang rata. Potensi bawah mobil tergerus jalanan cukup besar.
Nuansa elegan dan mewah menyambut saat memasuki kabin. Hamparan kulit semi sintetis soft touch membalut jok, door trim dan Sebagian dasbor. Namun, kembali lagi soal selera. Paduan kelir coklat gelap dengan hitam sedikit kurang tepat. Walau memang ada imbuhan bezel di berbagai tempat untuk menonjolkan kesan mewah.
Penilaian kami, hal lain yang agak mengganggu adalah lubang ventilasi bergaya turbin di kedua sisi terbungkus material plastik piano black dan aksen karbon di sekitar head unit. Rasanya jadi terlalu berlebihan, karena menggabungkan banyak motif. Kalau saja dibuat lebih sederhana, mungkin bakal menciptakan suasana yang lebih apik.
Fitur standar tersaji. Head unit 8 inci yang dapat terkoneksi dengan smartphone dan dapat memutar multimedia terbenam di tengah. Tak ada yang istimewa. Selain penyematan enam sepiker dan tombol pengaturan display terpisah di bawah. Membawa nuansa mobil zaman dulu. Termasuk juga pengontrol AC model kenop putar dan tombol tanpa layar.
Bangku terasa nyaman menopang pantat. Sokongan busa di balik lapisan kulit tebal. Ada pula pengaturan enam arah, memudahkan dalam mencari posisi duduk sesuai kebutuhan pengemudi. Sayangnya tak didukung kemudi lebih fleksibel. Hanya ada tilt atau pengatur atas-bawah, tanpa teleskopik. Namun, setir terasa mantap dalam genggaman, dan memudahkan dalam mengatur multimedia berkat audio steering switch.
Wujudnya juga menarik perhatian, bagian tengah bulat dengan logo MG besar. Di baliknya terdapat tiga tuas, yang berfungsi sebagai pengatur wiper, lampu dan sein, serta cruise control. Ya, biasanya tombol cruise control ditempatkan pada kemudi, tapi MG ZS bergaya berbeda. Lalu panel instrumen besar lengkap bersama multi information display di tengah. Kesan mewah makin lengkap.
Lampu baca di langit-langit ditemani pengontrol panoramic sunroof. Berupa gabungan kenop putar dan tombol. Untuk tombol sebagai pembuka shading yang menghalau pancaran matahari. Sedangkan kenop untuk kaca atap dengan beberapa level bukaan.
Area konsol tengah terasa kosong. Tak ada arm rest, digantikan kompartemen kecil untuk uang koin atau pernak-pernik lain. Ada dua lubang kecil memanjang di sebelahnya, ini bisa dimanfaatkan untuk meletakkan kartu uang elektronik. Walau begitu, aura elegan tetap terpancar di area situ. Tongkat pemindah gigi hitam ber-bezel beserta tombol fungsi ditempatkan dalam kotak dengan kover kulit.
Nah, baris kedua menawarkan ruang yang cukup lega. Tiga orang muat tanpa harus berdesakan. Ditambah head room jenjang, berkat desain bodi. Masih diperkuat panoramic roof yang membangkitkan ilusi lapang. Namun, posisi duduk seperti tenggelam, soalnya panel pintu dibikin tinggi. Mungkin bagi sebagian orang bakal kurang nyaman. Ini dikompensasi oleh jok yang sandarannya bisa dimaju-mundurkan untuk kenyamanan ekstra. Ruang kaki tersuguhkan cukup luas. Lagi-lagi soal kenyamanan penumpang belakang harus dikurangi lantaran tidak adanya ventilasi pendingin kabin.
Kemampuan membawa barang jangan ditanya. Karena diatur untuk lima penumpang, bagasi jadi lapang. Tak hanya koper besar, bisa juga sepeda lipat yang tengah tren belakangan. Klaimnya kapasitas normal mencapai 448 liter. Dapat dimaksimalkan menjadi 1.166 liter dengan melipat seluruh jok buritan hingga rata lantai. Pengoperasiannya pun tak sulit. MG tak lupa memberikan fleksibilitas lewat komposisi bangku 60:40.
Soal kelengkapan, MG ZS punya modal yang tak bisa disepelekan. Tak banyak mobil berbanderol di bawah Rp 300 juta dipasang banyak fitur. Komponen penerangan halogen proyektor memiliki fungsi auto on/off. Ini meningkatkan keamanan saat berkendara melewati tempat gelap seperti underpass di siang hari. Lampu menyala otomatis ketika mendeteksi kurangnya cahaya. Memastikan visibilitas terjaga.
Mengakses mobil juga tak repot, sudah keyless. Cukup kantongi kunci, lalu tekan tombol di gagang pintu untuk membuka. Pastinya perangkat dikombinasikan start/stop engine. Ya, Jantung mekanis dapat diinisiasi lewat sentuhan pada tombol di dasbor. Sayang tak dibekali auto door lock by speed, padahal menunjang sisi keselamatan.
MG cukup banyak membenamkan fitur keamanan dan keselamatan. Perangkat standar seperti Anti-lock Braking System (ABS), Electronic Brake Distribution (EBD) dan Electronic Brake Assist (EBA) yang menyempurnakan penghelaan laju terpasang. Ada pula Stability Control System (SCS), Curve Brake Control (CBC) dan Traction Control System (TCS). Sistem pintar yang mengantisipasi gejala understeer maupun oversteer saat bermanuver. Komplit. Bikin saya percaya diri mengendalikan kemudi tanpa perlu berpikir keras.
ZS punya bebearapa fitur yang mendukung pengemudi. Terutama saat melewati tanjakan. Berkat Hill Start Assist (HAS), risiko mobil mundur saat perpindahan kaki dari pedal rem ke akselerasi dapat dihindari. Sistem akan menahan posisi mobil dalam beberapa detik. Begitu pula saat parkir. Imaji di belakang mobil ditampilkan di layar head unit melalui kamera parkir. Objek tersembunyi dari spion tengah pun dapat teridentifikasi mudah. Bahkan, MG sampai membenamkan sensor yang memberikan gambaran jarak lewat indikator suara.
Monitor tekanan ban juga dapat dilakukan ZS. Berkat Tire Pressure Monitor System (TPMS) yang memperlihatkan keempat kondisi ban melalui MID. Risiko ban pecah bisa diminimalisir signifikan. Komponen keselamatan pasif bikin tenang. Selain sabuk pengaman dengan pretensioner dan force limited, ada kantung udara.
Jumlahnya sampai tujuh buah, meliputi dua di depan, dua di sisi dan dua di seluruh jendela samping. Jadi bukan cuma pengemudi dan penumpang baris depan terlindungi, belakang juga. Sisanya Emergency Stop Signal (ESS). Sistem yang secara otomatis menyalakan hazard Ketika mendeteksi rem diinjak tiba-tiba. Sinyal mobil menghindari tabrakan. Dengan begitu, pengemudi lain di belakang bisa lebih waspada.
Soal mesin memang bukan yang istimewa. Jantung mekanis MG ZS tergolong biasa saja. Berkode 15S4C, kubikasinya 1,5 liter tanpa sokongan turbo. Menarik, lantaran pabrikan asal Cina lain sudah banyak menghadirkan model dengan tambahan induksi paksa. MG malah memilih unit naturally aspirated (NA). Padahal penggunaannya dapat meningkatkan performa sekaligus efisiensi bahan bakar. Berkonfigurasi empat silinder DOHC dengan teknologi katup variabel VTi-TECH, output tertinggi mencapai 114 PS yang keluar di 6.000 rpm. Torsi cukup membanggakan, terbilang tinggi. Bahkan Honda HR-V kalah, 150 Nm di putaran mesin 4.500 rpm.
Tenaga disalurkan ke roda melalui transmisi otomatis empat speed konvensional yang dapat dialihkan ke mode manual. Bermain di putaran atas, ZS cukup menyenangkan, besutan tenaga membawa mobil melaju cepat. Terutama saat cruising di jalan bebas hambatan. Namun, jadi kendala bila berhadapan kondisi stop & go di jalan macet. Termasuk saat mau berakselerasi di tanjakan, setelah Hill Start Assist (HAS) aktif. Saya harus pintar-pintar memainkan pedal gas. Mesti tepat. Terlalu dalam, mobil meloncat liar, terlalu ringan, suara klakson pengemudi di belakang pasti bakal terdengar.
Karakter transmisi otomatis dengan manual juga berbeda. Ketika persneling diarahkan ke Drive, sistem terlalu lama melakukan perpindahan gigi. Mode manual jadi solusi. Saya merasakan pengalaman lebih seru ketika memindahkan tuas ke mode manual. Selain membiarkan putaran mesin melejit, transfer tenaga lebih reaktif diterima roda.
Ini turut dipengaruhi opsi berkendara, terdiri dari Comfort, Normal dan Sport. Masing-masing mengatur kinerja mesin sesuai kebutuhan. Ketika disetel ke Comfort, responsnya lebih lambat dan putaran mesin seperti tertahan di batas efisien. Memberikan kenyamanan optimal. Performa naik sedikit di pilihan Normal. Sedangkan Sport membuat mobil lebih liar melaju.
Putaran kemudi terasa kokoh, memberikan rasa percaya diri untuk memacu kencang. Power Steering elektrik tak mengecewakan. Mudah memutar setir saat berjalan lambat. Namun, feedback roda terasa presisi. Rem apalagi. Perpaduan dua pasang cakram, memastikan penghelaan laju lebih maksimal. ZS dibenamkan model ventilated disk di muka. Sehingga proses pendinginan dapat terjadi lebih cepat. Mengembalikan performa dalam sekejap. Sementara di belakang pakai model solid.
Soal berkendara, kemudahan dan kepraktisan tersaji berkat Cruise Control. Memang tidak bersifat dinamis atau mengikuti kecepatan mobil di depan. Setidaknya kaki tidak perlu capek terus menginjak pedal gas saat perjalanan jauh. Namun, pengoperasian agak sedikit merepotkan, karena memakai tuas di belakang kemudi, bukan tombol tertanam di palang setir.
Setelan suspensi menyempurnakan kestabilan mobil bermanuver. MG mengandalkan MacPherson Strut dengan Stabilizer untuk depan, sementara di belakang berupa Torsion Beam. Sambil tetap menyuguhkan rasa nyaman bagi seluruh penumpang. Namun, jangan berharap mengajaknya di medan berat. Selain ground clearance tak tinggi yang berisiko melukai bodi bawah. Sistem penggerak roda depan (FWD) jadi kendala. Apalagi Ketika mobil diisi banyak beban di buritan.
Meminang MG ZS bisa jadi pilihan menarik. Mobil bersifat fleksibel, mampu memenuhi dahaga pengemudi yang ingin melesat kencang dengan penuh kestabilan. Namun, juga bisa memberikan kenyamanan seluruh penumpang. Siap diajak menghadapi kesibukan perkotaan, atau bertualang jauh dengan beragam kondisi jalan.
Value for money terbilang tinggi, bersaing ketat dengan kompetitor. fungsionalitas jadi senjata utama. Sejumlah fitur canggih siap membantu perjalanan. Walau memang Anda perlu menimbang faktor eksternal, yakni kesiapan layanan purnajual. Sebagai merek baru di Indonesia, kesiapan jaringan masih jadi tanda tanya. (Hfd/Raju)
Baca Juga: Nissan Kicks e-Power: Seberapa Efisien Teknologi Hibridanya?
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.